Eksistensi Substansial Qanun Lembaga Wali Nanggroe Dalam Sosiokultural Masyarakat Aceh

Authors

  • Abdullah Sani Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) UIN Ar-Raniry Banda Aceh
  • Mukhsin Nyak Umar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry Banda Aceh

DOI:

https://doi.org/10.61579/kirana.v1i2.156

Keywords:

Wali Nanggroe, Sosiokultural, Masyarakat Aceh

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi eksistensi substansial Lembaga Wali Nanggroe (LWN) yang terdapat di Provinsi Aceh. Keberadaan LWN di Aceh pada awalnya mendapatkan pro-kontra dari banyak pihak karena dinilai overlap fungsi dengan Majelis Adat Aceh (MAA). Dalam UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh secara ekplisit disebutkan bahwa salah satu grand function LWN adalah pemersatu masyarakat. Awalnya lembaga ini diharapkan memiliki wewenang yang bersifat politis, bukan hanya sebagai instrumen unity in diversity, tetapi dapat menjadi lembaga yang dapat memberhentikan kepala daerah atau gubernur di Aceh. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan basis data norma hukum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) keberadaan LWN sesuai dengan volkgeist masyarakat Aceh; (2) keberadaan LWN belum memberikan kemaslahatan signifikan bagi masyarakat. Disarankan agar LWN harus memfungsikan kembali lembaga tersebut sesuai harapan rakyat Aceh, tidak perlu khawatir berlebihan dengan political pressure dari Pemerintah Pusat atau pihak-pihak tertentu yang tidak menginginkan LWN eksis di Aceh.

References

Abdurrahman Misno (editor), Panorama Maqashid Syariah, Media Sains Indonesia, Bandung, 2020.

Al-Chaidar, Gerakan Aceh Merdeka Jihad Rakyat Aceh Mewujudkan Negara Islam, Jakarta: Madani Press, 1999.

Agus Setiawan (Ed), ” Wali Nanggroe Berikan Gelar Kehormatan untuk Lima Pejuang Aceh”, diakses melalui: https://www.antaranews.com pada 18 Juli 2024.

Anonimus, “Wali Nanggroe: Membawa Berkah atau Bencana bagi Aceh?” Diakses melalui: https://news.detik.com pada tanggal 13 Juli 2024.

Badri Hasan, ”Wali Nanggroe di Mata Ureueng Aceh”, Opini Harian Serambi Indonesia, edisi 5 Desember 2018.

Bennard L Tanya, dkk, Teori Hukum: Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi, Yogyakarta: Genta Publishing, 2010.

Budi Nabaha, ”Aktivis Muslim Aceh: Asing Jangan Perkeruh Penerapan Syariah”, diakse melalui: https://www.voaindonesia.com pada 13 Juli 2024.

Darwis A. Soelaiman (ed), Aceh Bumi Iskandar Muda, Pemerintah Provinsi NAD, 2008.

Diskusi Publik ”Quo Vadis Lembaga Wali Nanggro”, 10 Desember 2018. Diskusi ini dilaksanakan oleh ALSA (Asian Law Students' Association) Fakultas Hukum USK Banda Aceh.

Ghazali Abbas Adan, ”Mubazir: Hapus Saja Lembaga Wali Nanggroe dalam UUPA”, diakes pada 16 Juli 2024 melalui: https://nukilan.id.

Hasanuddin Yusuf Adan, Teuku Muhammad Daud Beureueh dan Perjuangan Pemberontakan di Aceh, Banda Aceh: Adnin Foundation Publisher, 2007.

https://walinanggroe.acehprov.go.id, diakses pada 15 Juli 2024.

https://walinanggroe.acehprov.go.id, diakses pada 15 Juli 2024.

https://walinanggroe.acehprov.go.id, diakses pada 15 Juli 2024.

https://ppid.acehprov.go.id, diakses pada 15 Juli 2024.

https://walinanggroe.acehprov.go.id, diakses pada 15 Juli 2024.

https://jaringanberitaaceh.com, diakses pada 18 Juli 2024.

Juhaya S. Praja, Teori Hukum: Suatu Telaah Perbandingan dengan Pendekatan Filsafat, Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung, Bandung, 2009.

Masrizal, “Malik Mahmud Lantik Pengurus Partai Aceh, Ada Pengusaha dan Akademisi”, akses tanggal 12 Juli 2024 melalui: https://aceh.tribunnews.com.

Puadi Safria, “Apakah Aceh Masih Membutuhkan Wali Nanggroe”, diakses 15 Juli 2024 melalui: https://rri.co.id.

Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2013 tentang Lembaga Wali Nanggroe.

Tim Redaksi Modus, “Apa Salah Wali Nanggroe”, diakses pada 16 Juli 2024 melalui: https://modusaceh.co.

Tim Redaksi Modus, “Apa Salah Wali Nanggroe”, diakses pada 16 Juli 2024 melalui: https://modusaceh.co.

Wawancara dengan Tgk. Yusuf Al-Qardhawy di Banda Aceh pada 19 Juli 2024 di Banda Aceh.

Wawancara dengan aktivis local wisdom Aceh, Sri Yanti pada 19 Juli 2024 di Lueng Ie. Kecamatan Krueng Barona Jaya Aceh Besar.

Wawancara dengan Tgk. Harun Ar-Rasyid pada 19 Juli 2024 di Lueng Ie. Kecamatan Krueng Barona Jaya Aceh Besar.

Yusra Habib Abdul Gani, Negara Aceh Darussalam dalam Lintasan Sejarah (1205-2020), Denmark, Institute for Ethnic Civilization Reserach, 2023.

Yusuf Al-Qardhawy Al-Asyi, Eksplorasi Kerajaan Aceh: Sistem Pemerintahan, Birokrasi, Peradilan dan Stelsel Pidana, Banda Aceh, PENA, 2024, hlm. 244.

Yusuf Al-Qardhawy Al-Asyi, Status Aceh dalam NKRI Pasca MoU Helsinki menurut Hukum Internasional, cet. Ke-3, Yogyakarta, Grafindo Litera Media, 2023.

Yusuf Al-Qardhawy Al-Asyi, “Membangun Aceh dengan ‘Volkgeist’”, Opini Harian Serambi Indonesia, Edisi 13 Maret 2014.

Zamakhsyari, Teori-teori Hukum Islam dalam Fiqih dan Ushul Fiqih, Ciptapustaka Perintis, Bandung, 2013.

Downloads

Published

2024-07-24

How to Cite

Sani, A., & Nyak Umar, M. (2024). Eksistensi Substansial Qanun Lembaga Wali Nanggroe Dalam Sosiokultural Masyarakat Aceh. KIRANA : Social Science Journal, 1(2), 56–67. https://doi.org/10.61579/kirana.v1i2.156